Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Pemerintah Iran ke Indonesia tanggal 22 – 26 Mei 2023, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Iran menggelar Health Business Forum Indonesia – Iran 2023 guna membahas penguatan sistem kesehatan melalui kefarmasian dan alat kesehatan pada 24 Mei 2023 di Hotel JW Marriot, Jakarta.
Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan pertemuan hari ini dinilainya penting untuk mengeksplorasi kolaborasi Indonesia dan Iran dalam mendukung sistem kesehatan Indonesia. Kolaborasi tersebut mencakup ketahanan sistem melalui pengembangan sector kefarmasian dan alat kesehatan, investasi, transfer pengetahuan teknologi dan supply chain di bidang kesehatan.
“Forum ini memberikan kesempatan bagi industri kesehatan Indonesia dan Iran untuk terlibat dalam pertemuan, membina kerja sama dan membuka jalan baru kemitraan,” ujar Prof. Dante.
Wakil Presiden Bidang Sains, Teknologi, dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan, Rohullah Dehghani Firouzabadi mengatakan salah satu poin kerja sama yang akan dilakukan Indonesia – Iran nantinya berkaitan dengan bidang kesehatan dan industri obat.
Kesehatan merupakan satu poin terbesar bagi umat manusia dan tentunya memiliki peranan dalam dunia dagang yang sangat besar pula. Untuk itu perusahaan-perusahaan swasta begitupun dengan pemerintah atau negara-negara dalam hal ini memberikan investasi yang luar biasa berikut aturan-aturan yang digunakan dalam perdagangan peralatan dan obat tersebut.
“Di Iran sendiri perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di bidang kedokteran termasuk farmasi dan obat-obat mencapai 10.000 dan ada kurang lebih 640 perusahaan yang bergerak khusus di bidang peralatan medis,” ungkap Firouzabadi.
Alat-alat modern seperti CT Scan, ventilator, alat untuk penyakit jantung, alat-alat yang digunakan di dalam kedokteran gigi termasuk implan gigi, dan peralatan-peralatan lain yang digunakan di dunia kedokteran telah diproduksi dalam negeri. Begitupun dengan industri farmasi atau obat yang 95 persen diproduksi sendiri seperti obat anti kanker dan berbagai vaksin.
“Menurut pandangan saya bahwa kerja sama antara Iran dan Indonesia dapat diwujudkan melalui kerja sama antara perusahaan-perusahaan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama di bidang ini. Kita dapat melakukan produksi bersama baik itu terkait dengan obat-obatan maupun peralatan-peralatan medis dan kami dapat menyediakan transfer pengetahuan teknologi di bidang ini,” tutur Firouzabadi.
Dalam forum ini dilaksanakan kegiatan diskusi tanya jawab yang diawali dengan penyampaian materi dari beberapa narasumber. Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dita Novianti Sugandi Argadiredja sebagai salah satu pemateri berkesempatan menyampaikan materi terkait Indonesia Health Transformation: Pharmaceutical and Medical Devices Resilience. Sedangkan Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Agusdini Banun Saptaningsih berkesempatan menyampaikan materi terkait Indonesia and Iran Task Force.
Melalui kegiatan business forum ini dilaksanakan juga kegiatan one on one business matching guna menjalin kerja sama bisnis antara industri Iran dan industri lokal pada sektor farmasi dan alat kesehatan.
Selain Health Business Forum, dalam agenda kunjungan kenegaraan Pemerintah Iran dilaksanakan juga industrial visit, di mana delegasi Iran didampingi oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan melakukan visit ke beberapa industri Indonesia diantaranya PT Bifarma Adiluhung, PT Bio Farma Bandung, serta PT Etana Biotechnologies Indonesia. Rangkaian agenda ini sejalan dengan komitmen Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan transformasi sistem kesehatan melalui 6 pilar. Salah satunya pilar ketahanan kesehatan di bidang farmasi dan alat kesehatan serta membantu transformasi teknologi.