Dalam meraih bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045, Kementerian Kesehatan senantiasa berkomitmen untuk mengimplementasikan Transformasi Kesehatan. Di mana di dalamnya terdapat sektor farmasi dan alat kesehatan yang berperan sentral dalam pilar ketahanan sistem kesehatan guna mendukung implementasi transformasi layanan primer dan rujukan.
Selain itu, terdapat pilar transformasi teknologi kesehatan, di mana salah satunya diwujudkan dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi serta digitalisasi di sektor kesehatan. Untuk itu Kementerian Kesehatan mendorong akselerasi pada tiga area utama, yaitu Genomik, Robotik, dan Artificial Intelligence (AI).
Berbagai program Kementerian Kesehatan yang saat ini sejalan dengan visi dan misi Presiden 2024-2029, wajib didukung dan dipenuhi dengan alat kesehatan produksi dalam negeri yang terjamin keamanan dan kualitasnya.
23 April 2025 bertempat di Le Meridien Jakarta, GE Healthcare meluncurkan produk ultrasound produksi dalam negeri yaitu LOGIQTM Totus untuk general imaging dan VIVIDTM S70 untuk kardiologi. Keduanya memiliki teknologi Artificial Intelligence (AI) yang digunakan dalam membantu mengenali organ tubuh yang akan diperiksa.
Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, L. Rizka Andalucia memberikan apresiasi untuk produk USG dari GE Healthcare ini, yang merupakan manifestasi nyata dari pemanfaatan teknologi AI dalam bidang alat kesehatan. Sehingga diharapkan dapat menjadi pemantik untuk inovasi produk alat kesehatan dalam negeri lainnya.
Rizka menyampaikan bahwa inovasi tidak hanya berfokus pada penyediaan alat kesehatan yang lebih unggul, tetapi juga pada upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.
“Pemanfaatan teknologi AI pada alat kesehatan yang dikembangkan hendaknya senantiasa memperhatikan aspek keamanan dan privasi data pasien guna mencegah potensi penyalahgunaan,” kata Rizka.
Rizka juga menyampaikan bahwa setiap langkah inovasi teknologi harus senantiasa mempertimbangkan dan mengedepankan pemanfaatan produk-produk karya anak bangsa yang berkualitas dan berdaya saing.
“Dengan memberdayakan potensi riset dan produksi di dalam negeri, kita tidak hanya meningkatkan kemandirian bangsa di sektor kesehatan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Rizka.