Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mewakili Indonesia sebagai lead country menyelenggarakan Regional Consultative Meeting on ASEAN Diagnostic Security and Self-Reliance (ADxSSR) pada 17 s.d. 18 Juni 2025 di Hotel Padma Legian, Bali.
Pertemuan ini dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia, dengan dihadiri oleh perwakilan dari 10 Negara Anggota ASEAN, Timor-Leste, serta mitra teknis seperti World Health Organization (WHO), Foundation for Innovative for Diagnostics (FIND), ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), dan Sekretariat ASEAN.
Dalam sambutannya, Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan menyampaikan bahwa inisiatif ADxSSR adalah bagian penting dari penguatan sistem kesehatan Kawasan Asia Tenggara.
“Inisiatif ini bukan hanya respons terhadap pandemi, tetapi sebuah langkah strategis untuk memastikan bahwa ASEAN dapat mandiri, tangguh, dan mampu menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Diagnostik adalah fondasi dari sistem kesehatan yang efektif, dan sudah saatnya kita memberikan perhatian yang lebih serius terhadapnya,” ujar Rizka.

Melalui kegiatan ini dilaksanakan sejumlah pemaparan teknis dari para mitra dan lembaga internasional yang memberikan perspektif global dan regional mengenai pentingnya penguatan sistem diagnostik.
Materi yang disampaikan mencakup tren akses diagnostik secara global, strategi penguatan kapasitas nasional, pengalaman kawasan lain dalam membangun pendekatan regional, serta peran diagnostik dalam kesiapsiagaan terhadap kedaruratan kesehatan. Peserta juga menerima paparan awal mengenai hasil survei baseline dan rancangan laporan situasi kawasan sebagai dasar untuk sesi diskusi dan penyusunan masukan pada hari berikutnya.
Selama dua hari, peserta membahas hasil baseline survey, gap analysis study dan assessment terhadap 10 negara anggota ASEAN yang sebelumnya disusun oleh Indonesia bersama ERIA.
Hasil dari baseline survey akan menjadi dokumen lansekap kondisi diagnostik di setiap negara anggota ASEAN dan regional ASEAN yang menggambarkan situasi dan kesenjangan diagnostik regional serta memberikan masukan terhadap pengembangan kerangka kerja (framework) ADxSSR yang akan menjadi dasar arah kebijakan bersama di bidang diagnostik.
Berbagai isu prioritas dibahas secara mendalam, mulai dari identifikasi kesenjangan kapasitas nasional, penguatan manufaktur lokal, hingga harmonisasi regulasi diagnostik.
Salah satu usulan yang mengemuka adalah penambahan “Kolaborasi Lintas Sektor” sebagai pilar strategis kesembilan dalam kerangka kerja ADxSSR, untuk memperkuat keterpaduan dengan agenda pembangunan dan kesehatan ASEAN lainnya. Rencana pembentukan Regional Diagnostic Investment Fund turut dibahas sebagai langkah konkret dalam mendukung pembiayaan kolaboratif di tingkat regional.
Pembelajaran dari inisiatif sebelumnya seperti ASEAN Vaccine Security and Self-Reliance (AVSSR) dan ASEAN Drug Security and Self-Reliance (ADSSR) juga menjadi rujukan penting dalam pengembangan ADxSSR. Kedua inisiatif tersebut menunjukkan bahwa kerja sama regional yang terkoordinasi, komitmen lintas sektor, dan kejelasan mekanisme implementasi merupakan kunci keberhasilan dalam membangun ketahanan di sektor kesehatan.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan pertemuan tertutup RCM ADxSSR yang membahas draft Laporan Analisis Situasi dan Kesenjangan Regional dan Negara untuk ADxSSR. Sesi tertutup ini memberikan kesempatan kepada Negara-Negara Anggota ASEAN untuk meninjau draft laporan, mendiskusikan isinya, serta memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan dan memfinalisasi draft tersebut.
Seluruh masukan dari negara anggota akan diakomodasi dalam revisi laporan akhir. Negara-negara anggota juga menyampaikan komitmen untuk melakukan konsultasi internal dengan pejabat tinggi di masing-masing negara guna mendapatkan persetujuan atas publikasi laporan nasional. Sementara itu, penyusunan kerangka kerja regional dijadwalkan akan berlangsung pada Triwulan III dan IV tahun 2025 sebagai tindak lanjut utama pasca pertemuan ini.
Melalui ADxSSR, ASEAN berupaya meneruskan semangat kolaboratif ini untuk menciptakan sistem diagnostik yang tidak hanya mandiri dan berkelanjutan, tetapi juga terintegrasi dengan upaya keamanan kesehatan kawasan Asia Tenggara secara menyeluruh.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen dan semangat kolaboratif negara-negara ASEAN dalam membangun sistem diagnostik yang lebih mandiri, inklusif, dan tangguh sebagai fondasi penting bagi ketahanan kesehatan Kawasan Asia Tenggara di masa mendatang.
