Program vaksinasi PCV-13 (Pneumococcal Conjugate Vaccine) merupakan langkah penting untuk menekan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit pneumonia pada anak. Vaksinasi terbukti sebagai salah satu upaya pencegahan yang cost effective dalam mengurangi beban penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Kemenkes menegaskan, imunisasi merupakan hak setiap bayi dan anak yang wajib dipenuhi oleh semua pihak, mulai dari keluarga hingga pemerintah. Dengan komitmen lintas sektor, program vaksinasi PCV-13 diharapkan berjalan lebih efektif, mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia, serta memastikan setiap anak Indonesia mendapat imunisasi yang aman, berkualitas, dan terjangkau.
Sebagai langkah strategis, Kemenkes telah mengintegrasikan vaksin PCV-13 ke dalam program imunisasi rutin, sebagaimana diatur dalam Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/779/2022 tentang Pemberian Imunisasi Pneumokokus Konyugasi.
Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan melalui Direktorat Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Peningkatan Keberhasilan Program Vaksinasi PCV-13 di dua tempat yakni di Semarang pada tanggal (26/8) dan di Jakarta pada tanggal (28/8).
Pertemuan bertujuan memperkuat pemahaman tentang pentingnya vaksinasi PCV-13, mendorong komitmen lintas sektor, serta mengidentifikasi tantangan dan solusi terkait ketersediaan, distribusi vaksin, edukasi masyarakat, hingga penanggulangan misinformasi.
Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan, Jeffri Ardiyanto dalam sambutannya mengatakan, keberhasilan program vaksinasi PCV-13 dapat dicapai dengan adanya sinergi antara pemerintah dan semua pemangku kepentingan.
“Keberhasilan program vaksinasi PCV-13 tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah pusat semata. Diperlukan sinergi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, media, sektor swasta, akademisi, dan mitra nasional maupun global,” ujar Jeffri.
Pertemuan ini dihadiri oleh Direktur Imunisasi, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, akademisi dari Universitas Gadjah Mada (Prof. Dr. Eggi), Universitas Indonesia (Dr. dr. Ari Prayitno), Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas di wilayah Semarang dan Surakarta, enumerator, serta praktisi farmasi (apt. Rahmat).

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bersama mengenai pentingnya program vaksinasi PCV-13 dan mendorong komitmen lintas sektor untuk mendukung keberlanjutan program vaksinasi serta dapat mengidentifikasi tantangan dan solusi terkait ketersediaan, distribusi, penanganan vaksin, edukasi masyarakat, serta penanggulangan miss informasi.
Menutup sambutannya, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi pemikiran untuk meningkatkan cakupan vaksinasi PCV-13 di Indonesia. “Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini, semoga pertemuan ini dapat memperkuat komitmen bersama dalam memberikan perlindungan maksimal bagi anak-anak indonesia dari risiko pneumonia” tutup Jeffri.