Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan selenggarakan Business Matching Perbekalan Kesehatan dalam Rangka Mendorong Pengembangan Produk Dalam Negeri.
Kegiatan serupa telah digelar di 16 wilayah di Indonesia, mencakup regional barat, tengah, dan timur. Secara keseluruhan, kegiatan ini telah diikuti oleh lebih dari 700 satuan kerja, yang terdiri atas dinas kesehatan dan rumah sakit, serta melibatkan rata-rata 80 penyedia alat kesehatan dalam negeri pada setiap pelaksanaannya dengan jumlah pengunjung mencapai 300 hingga 400 orang per acara.
Diinisiasi oleh Direktorat Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan kegiatan ini diselenggarakan di Kota Yogyakarta pada 8 s.d. 10 Oktober 2025 dan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk memperkuat kemandirian alat kesehatan nasional serta mempercepat transformasi sistem ketahanan kesehatan di Indonesia.
Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Jeffri Ardiyanto, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Kemenkes dengan Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta dan dukungan asosiasi alat kesehatan Indonesia seperti ASPAKI, GAKESLAB DAN HIPELKI serta penyedia alat kesehatan dalam negeri.
“Saya ucapkan terima kasih, acara ini terselenggara berkat kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta, serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan termasuk ASPAKI, GAKESLAB, dan HIPELKI”, ujar Jeffri.

Lebih lanjut, Jeffri menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman teknis dan regulatif pengadaan alat kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan spesifik pengguna di wilayah Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah, serta mendorong peningkatan penyerapan produk alat kesehatan dalam negeri melalui sistem belanja elektronik (e-Katalog).
Sementara itu, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi enam pilar transformasi sistem kesehatan yang tengah dijalankan oleh Kementerian Kesehatan, khususnya pilar transformasi sistem ketahanan kesehatan.

“Pilar transformasi sistem ketahanan kesehatan menjadi aspek yang sangat penting dalam membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan, dengan berfokus pada produksi alat kesehatan dalam negeri yang aman, bermutu dan bermanfaat serta peningkatan penggunaan bahan baku dan komponen dalam negeri”, ungkap Rizka.
Industri alat kesehatan nasional kini menunjukkan perkembangan signifikan. Berdasarkan data hingga Juni 2025, terdapat 812 produsen dan 5.661 distributor alat kesehatan dalam negeri, dengan jumlah izin edar alat kesehatan domestik mencapai 16.930 yang mencakup 473 jenis produk.
Sementara itu, produk alat kesehatan impor tercatat sebanyak 56.478 nomor izin edar dengan 1.575 jenis produk. Peningkatan signifikan juga terlihat dalam penggunaan alat kesehatan dalam negeri, yang pada tahun 2024 telah mencapai 48 persen, jauh meningkat dibandingkan 12 persen pada tahun 2019.
Menutup sambutannya, Rizka menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor atau pendekatan pentahelix antara pemerintah, akademisi, industri, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk mempercepat kemandirian alat kesehatan nasional.
“Penggunaan produk alkes dalam negeri bukan hanya wujud kebanggaan atas inovasi anak bangsa, tetapi juga bukti nyata bahwa produk Indonesia telah memenuhi standar kualitas, aman, bermanfaat, terjangkau, dan sesuai dengan preferensi masyarakat”, kata Rizka.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari 55 satuan kerja dinas kesehatan dan rumah sakit, 1 Laboratorium Kesehatan Masyarakat, 3 puskesmas, serta 17 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di wilayah Yogyakarta.
Selain itu, sebanyak 60 perusahaan alat kesehatan dalam negeri turut berpartisipasi menampilkan produk dan inovasinya melalui pameran, seminar kebijakan terkini, sesi networking, serta one-on-one business matching. Melalui kegiatan ini, disediakan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis bagi peserta dan pengunjung sebagai bentuk pelayanan tambahan.



















