Jakarta, 15 Agustus 2025
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan UNDP meluncurkan integrasi sistem SSL–SMILE (Sistem Monitoring Inventaris Logistik Kesehatan secara Elektronik) dengan tiga sistem informasi program prioritas, yaitu SIHA (HIV/AIDS), SITB (Tuberkulosis), dan SISMAL (Malaria).
Peluncuran yang diinisiasi oleh Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Farmasi, Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan ini dilaksanakan secara hybrid di Auditorium Siwabessy Gedung Prof. dr. Sujudi Kemenkes RI, dengan dihadiri Wakil Menteri Kesehatan RI, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, Pimpinan Unit Madya dan Pratama di lingkungan Kemenkes serta Deputy Resident Representative UNDP Indonesia.
Kegiatan ini juga turut mengundang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia, Kepala Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Seluruh Indonesia, serta Mitra Pembangunan Kementerian Kesehatan (perwakilan World Bank, The Global Fund Project Management Units, WHO, UNICEF, GAVI Indonesia, dan DFAT)
Dalam sambutannya, Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia menyampaikan, Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kewajiban menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan kesehatan.
“Salah satu komponen krusial dalam keberhasilan transformasi layanan primer dan rujukan adalah perbekalan kesehatan, dimana ketersediaanya dipantau dan dapat dikendalikan secara berkelanjutan melalui transformasi teknologi kesehatan, kita memastikan ketersediaan perbekalan tersebut secara berkelanjutan,” ungkap Rizka.
Peluncuran ini menandai tonggak penting dalam penguatan tata kelola logistik kesehatan nasional berbasis digital, dimana pengembangan sistem SSL–SMILE yang menjadi bagian dari ekosistem SATUSEHAT menjadi salah satu bentuk transformasi teknologi kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
“Integrasi SSL–SMILE dengan SIHA, SITB, dan SISMAL akan menghadirkan data logistik kesehatan secara real-time, akurat, dan terintegrasi. Hal ini sangat krusial untuk memastikan ketersediaan perbekalan kesehatan seperti obat dan alat kesehatan untuk program HIV, TB, dan Malaria secara merata, tepat waktu, dan efisien hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia,” ujar Rizka.
Proses integrasi telah melalui beberapa tahapan penting, mulai dari pengembangan API Gateway, uji coba aliran data, hingga pelatihan daring yang melibatkan Dinas Kesehatan, puskesmas, dan fasilitas kesehatan layanan program HIV dan TB di berbagai daerah, termasuk Kota Semarang sebagai lokasi pilot project.
Lebih lanjut Rizka menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas unit di Kementerian Kesehatan bersama mitra pembangunan seperti UNDP Indonesia yang telah bekerja keras mewujudkan integrasi ini sejak inisiasi pada Desember 2023 hingga pelaksanaan piloting dan sosialisasi di berbagai daerah sepanjang tahun 2025.
Kementerian Kesehatan memegang amanah besar untuk mewujudkan Satu Data Kesehatan. Amanah ini menegaskan pentingnya data yang akurat, terintegrasi, dan dapat dipercaya sebagai dasar setiap kebijakan, perencanaan, dan langkah yang diambil. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dante Saksono Harbuwono.
“Kita memahami bahwa data yang terfragmentasi hanya akan memperlambat respon, melemahkan koordinasi, dan pada akhirnya menurunkan kualitas pelayanan,” ujar Prof. Dante.
Satu Data Kesehatan dikembangkan menjadi ekosistem kesehatan — sebuah sistem yang tidak hanya menghubungkan data, tetapi juga menyatukan proses, layanan, dan sumber daya dalam satu kesatuan yang saling memperkuat.
“Kita memastikan ketersediaan obat, vaksin, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya dapat dikelola secara transparan, efisien, dan tepat sasaran. Integrasi data logistik ini memungkinkan pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan pemangku kepentingan mengambil keputusan cepat dan tepat — mulai dari perencanaan distribusi hingga penanganan kedaruratan,” ungkap Prof. Dante.
Lebih lanjut, Prof. Dante mengajak semua pihak terkait untuk mengawal dan mendukung amanah Satu Data Kesehatan dengan dedikasi, integritas, dan semangat inovasi — memastikan data menjadi pondasi utama dalam setiap langkah menuju pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk seluruh rakyat Indonesia.
