Demikian di akhir sambutannya, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan memberikan semangat kepada para peserta Pertemuan Ilmiah Nasional dan Rapat Kerja Nasional HISFARSI 2015 yang digelar di Hotel Sheraton Surabaya Jl. Embong Malang no 25-31, Surabaya (5/11).
Kegiatan Pertemuan Ilmiah dan Rapat kerja Nasional ini mendapat antusias yang tinggi dari para Apoteker yang bekerja di rumah sakit, klinik, puskesmas, institusi pendidikan, dan instansi pemerintahan seluruh Indonesia. Tercatat dalam registrasi kepesertaan mencapai 1089 peserta sehingga panitia sampai membatasi jumlah registrasi kepesertaan.
Kegiatan ini ditujukan agar peserta mengetahui dan memahami penerapan manajemen resiko dalam pelayanan farmasi di Rumah Sakit, sebagaimana dijelaskan dalam kerangka acuan kegiatan ini dimana Pengembangan paradigma “pharmaceutical care” menuntut farmasis lebih professional dalam memberikan pelayanan kefarmasian dan Farmasis dituntut untuk dapat merealisasikan perluasan pelayanan dan pemenuhan hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk tuntutan hukum.
Kegiatan tersebut diawali dengan Simposium Peran Apoteker dalam manajemen risiko pelayanan farmasi di rumah sakit (Dra. Siti Farida, SpFRS, Apt) dan Identifikasi dan asesmen risiko dalam proses pengelolaan dan penggunaan obat (Dra. Yulia Trisna, M.Pharm, Apt) kemudian dilanjutkan dengan acara pembukaan oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Maura Linda Sitanggang yang memberikan arahan antar lain mengenai Kebijakan dan Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian, Program Indonesia Sehat dan Program Kefarmasian, Strategi Peningkatan Kemandirian, Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kefarmasian, Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kefarmasian, SistemPengelolaan Obat, Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat serta Pelayanan Tenaga Kefarmasian.
Strategi untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian yang nyata sebagai mana dijelakan Dirjen adalah dengan cara meningkatkan pemahaman komprehensif tentang Program Indonesia Sehat dan Program Kefarmasian serta bersinergi dalam peningkatan mutu pelayanan kefarmasian berbasis tim, menjadi kontributor dalam upaya pencapaian pelayanan kefarmasian sesuai standar dan pemenuhan akreditasi, dalam hal peningkatan kompetensi serta kecukupan kuantitas tenaga kefarmasian secara merata di seluruh Indonesia, serta mengupayakan agar apoteker berperan secara profesional dalam pelayanan kefarmasian sesuai standar di RS, Puskesmas dan Apotek, baik dalam farmasi klinik maupun pengelolaan obat.
Dilanjutkan dengan Pemaparan materi Manajemen risiko untuk meningkatkan mutu dan keselamatan di rumah sakit (Ketua KARS: Dr.Sutoto, M.Kes) yang nantinya akan diadakan Simposium lanjutan mengenai Praktik farmasi klinik dalam menyusun SOAP asuhan kefarmasian (Dr. Widyati, M.Clin Farm, Apt.), Pengendalian risiko pengelolaan dan penggunaan obat high alert (Drs. Muhammad Yahya, SpFRS, Apt), Pharmacy communication in the safe handling of hazardous drugs and han- dling complain (Mariyatul Qibtiyah, S.Si, SpFRS, Apt).
Agenda lain dalam perhelatan tersebut yaitu Workshop “Pelaporan dan analisis Medication Errors dan RCA (Root Cause Analysis) (Dra. Yulia Trisna, M.Pharm, Apt), “FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) dan Risk registry” (Dra. L. Endang Budiarti, M.Pharm.,Apt), “Identifikasi, asesmen dan pengendalian risiko dalam proses aseptic dispensing dan penanganan sitostatika” (Dr Rizka L Andalusia, M.Pharm, Apt) dan pemeparan berbagai makalah ilmiah dan Diskusi kelompok.
Acara tersebut juga menggelar pameran produk dari berbagai industri farmasi yaitu Kalbe, Phapros, Sanofi, Novell, Terumo, Widatra, Darya-Varia, Dexa, B’Braun, Axion, novo nordisk, BSN Medical dan Global Dispomedika.
Pemilihan Tema “Manajemen Risiko Dalam Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit” adalah pemikiran akan kekhawatiran kesalahan pelayanan obat atau Medication error (ME) yang dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada pasien mulai dari produksi, peresepan, pembacaan resep, peracikan, penyerahan, dan monitoring pasien serta dengan tujuan untuk pencegahan kesalahan pelayanan obat dengan perlu dilakukan berbagai konsep manajemen diantaranya adalah manajemen resiko guna memberikan pelayanan pengobatan yang aman bagi pasien.
Agenda Pertemuan Ilmiah Nasional dan Rapat Kerja Nasional HISFARSI 2015 akan ditutup pada hari Minggu 8 November 2015. [humasbinfar-RD]