Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia berkesempatan membuka Rapat Koordinasi Teknis Nasional Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2023 di Le Meridien Hotel Jakarta pada tanggal 4 – 5 April 2023 secara hybrid (daring dan luring) yang dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, Rumah Sakit Umum Daerah, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan yang berjumlah lebih dari 500 peserta.
Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah “Sinergi Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Transformasi Kesehatan di Sektor Kefarmasian dan Alat Kesehatan” dengan harapan dapat memperkuat komitmen kerja sama pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam pembukaannya beliau menyampaikan bahwa sejalan dengan agenda transformasi kesehatan, untuk memperbaiki sistem kesehatan di semua sektor kesehatan maka disusunlah RUU Kesehatan, dalam penyusunannya akan dibenahi aspek tata kelola obat dan alat kesehatan dari hulu sampai ke hilir.
“Parameter kinerja untuk membuat tata kelola obat dan alat kesehatan harus terlaksana dengan baik dan yang terpenting adalah hasilnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat, titik berat yang harus kita fokuskan, semua program yang kita buat harus dapat mensejahterakan masyarakat tentunya di bidang kesehatan” terangnya
Komunikasi dengan pemerintah daerah dalam membuat strategi dalam penyediaan perbekalan kesehatan dengan sistem penganggaran dan sistem pengadaan barang/jasa yang baru akan terus dilakukan oleh Ditjen Farmalkes.
“Bagaimana masyarakat dapat mengakses obat dan alat kesehatan serta dikelola secara efektif dan efisien dengan prinsip kendali mutu dan kendali biaya selain itu pengelolaan obat dan alat kesehatan diupayakan tetap menjunjung tinggi akuntabilitas dan integritas”, tutup Rizka
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi panel diskusi terkait update strategi dan kebijakan baik dari Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Diskusi ini menghadirkan seluruh jajaran Pejabat Tinggi Pratama sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Ketua PMO Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Sebelum panel diskusi, sebagai pengantar disampaikan pemaparan terkait transfomasi kesehatan sektor kefarmasian dan alat kesehatan oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan beberapa hal diantaranya : peran Ditjen Farmalkes pada transformasi kesehatan, dukungan pada pilar layanan primer, upaya dan progres pencapaian pada pilar transformasi sistem ketahanan kesehatan dan bioteknologi kesehatan.
Selama 2 hari pelaksanaan dihadirkan juga beberapa narasumber perwakilan dari Kementerian Keuangan yang membawakan topik “Pengunaan DAK non fisik dan DAU untuk Penyediaan Obat Essensial”, Kementerian Koordinator bidang PMK yang membawakan topik “Dukungan Kemenko PMK pada Transformasi Kesehatan Sektor Farmalkes”, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang membawakan topik “Peran P3DN dalam meningkatkan kemandirian/ketahanan obat dan alkes”, serta best practice pengelolaan obat oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Puskesmas Kramat Jati Jakarta, RSUD Pasar Minggu dan BPJS Kesehatan.
Selain itu Sekretariat Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia dan Ikatan Apoteker Indonesia juga hadir sebagai narasumber dalam sesi diskusi terkait SDM Kefarmasian, serta Dr. dr. Reza W. Sudjud, Sp.An, KAKV,KIC, M.Kes menyampaikan topik “Penggunaan Alat Kesehatan dalam Negeri.
Menteri Kesehatan RI, Budi G Sadikin turut hadir dalam sesi sarasehan. Dengan didampingi Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dita Novianti melakukan sesi tanya jawab dan diskusi dengan para peserta.
Menteri Kesehatan berpesan bahwa tata kelola obat masih perlu banyak perbaikan dengan pendekatan masalah dimulai dari masyarakat yakni ketersediaan obat hingga akses obat di masyarakat menjadi prioritas, kerjasama antara pusat dan daerah akan menjadi penting dalam peningkatan akses kemandirian obat dan alat kesehatan sebagai agenda besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Farmalkes diharapkan terus bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam penyediaan obat di semua fasilitas kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit serta harga obat yang terjangkau dengan bekerjasama dengan industri farmasi mulai produksi sampai dengan monitor distribusinya, sebagai Menkes saya ingin jika obat itu dapat diakses, memiliki standar yang sama, obatnya murah dan diproduksi di dalam negeri ’’ tutup Budi.