Solo, 2 Februari 2025
Dalam upaya meningkatkan kompetensi apoteker dalam pelayanan kefarmasian, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan menggelar acara Peningkatan Kompetensi Apoteker Instalasi Farmasi Rumah Sakit Vertikal dalam Meningkatkan Pelayanan Kefarmasian”. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 31 Januari hingga 2 Februari 2025 di Solo, dengan format daring dan luring. Acara ini diikuti oleh 119 peserta yang berasal dari Rumah Sakit Vertikal Kemenkes Indonesia serta partisipasi dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Fokus Peningkatan Kompetensi Apoteker

Direktur Pengelolaan Pelayanan Farmasi, Agusdini Banun Saptaningsih, dalam sambutannya menyatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kompetensi profesional apoteker, khususnya dalam implementasi Formularium Nasional dan pengendalian logistik perbekalan kesehatan. Selain itu, acara juga membahas mekanisme Special Access Scheme (SAS), Kamus Farmasi dan Alat Kesehatan (KFA), serta pengelolaan BMHP (Alat Kesehatan Dalam Negeri).
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini. Semoga seluruh peserta dapat mengambil manfaat dan memberikan kontribusi yang bermakna bagi pelayanan kefarmasian di Indonesia,” ujar Agusdini.
Peran Strategis Apoteker dalam Sistem Kesehatan

Direktur Jenderal Farmasi dan dan Alat Kesehatan, L. Rizka Andalusia menegaskan bahwa apoteker memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang berkualitas kepada pasien. “Sebagai apoteker, kita adalah garda terdepan dalam memastikan pasien mendapatkan obat yang tepat, aman, dan efektif. Kami terus berkomitmen untuk memperkuat regulasi dan kebijakan yang mendukung pelayanan kefarmasian” ungkapnya.
Menurut Rizka, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika kebutuhan kesehatan masyarakat menghadirkan tantangan yang semakin kompleks dalam pelayanan kefarmasian. Namun, dengan kerja sama dan komitmen bersama, sistem pelayanan kefarmasian yang lebih baik dapat terwujud.
Pentingnya Efisiensi dan Pengendalian Obat di Rumah Sakit
Pelayanan kefarmasian merupakan elemen penting dalam sistem kesehatan nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya pengelolaan obat di rumah sakit melalui efisiensi dan pengendalian yang terukur, menggunakan berbagai indikator seperti Month Stock, Turnover Ratio, serta kesesuaian item obat dengan Formularium Nasional.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan apoteker dapat mengimplementasikan ilmu dan wawasan yang diperoleh guna mendukung peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di rumah sakit vertikal di Indonesia. Kementerian Kesehatan berharap pelatihan ini memberikan kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.