Jakarta, 4 Agustus 2025
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid meninjau langsung peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar di Sekolah Menengah Pertama Kristen (SMPK) Penabur Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Senin (4/8/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional CKG Sekolah yang menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun untuk deteksi dini penyakit dan faktor risiko kesehatan.
Turut mendampingi Menkomdigi dalam kunjungan tersebut antara lain Gubernur Banten Andra Soni, Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah, Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan L. Rizka Andalucia, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Chacha Anissa, Dirjen Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto, serta Staf Khusus Menkomdigi Alfreno Kautsar Ramadhan.
Sebanyak 188 siswa kelas 7 mengikuti pemeriksaan kesehatan tahap pertama, yang mencakup pengecekan status gizi, tekanan darah, gula darah, anemia, mata, telinga, gigi, dan kebugaran fisik.
Menurut Meutya Hafid, CKG merupakan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) prioritas kedua Presiden setelah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Hingga saat ini, lebih dari 16 juta orang telah menerima layanan CKG. Melalui CKG Sekolah, kita menargetkan 53 juta siswa dari Sabang sampai Merauke. Tidak boleh ada siswa yang tertinggal no student left behind,” ujar Meutya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan infrastruktur digital dalam pelaksanaan program berskala nasional ini. “karena jumlah data yang dihimpun sangat besar diperlukan sistem pendataan yang terintegrasi dan koneksi internet yang stabil agar proses input dan pemantauan berjalan optimal,” jelasnya. Meutya turut menyoroti tingginya kasus gangguan penglihatan yang ditemukan pada siswa. “Paparan berlebihan terhadap gadget menjadi tantangan kesehatan baru bagi anak-anak dan remaja. Kesehatan mata menjadi salah satu indikator penting dalam pemeriksaan,”

Sementara itu Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, L. Rizka Andalucia, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan dicatat secara digital melalui aplikasi khusus. “Dukungan konektivitas dari Komdigi sangat penting agar proses input data berjalan lancar,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa temuan dalam pemeriksaan akan segera ditindaklanjuti. Jika ditemukan masalah kesehatan, maka siswa akan dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Misalnya, jika ditemukan gula darah tinggi atau prediabetes, maka akan diberikan penanganan lanjutan. “Kita sudah siapkan semua treatment nya” tegas Rizka.
Gubernur Banten, Andra Soni, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan upaya pemerintah Provinsi Banten yang telah melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis terhadap lebih dari 412 ribu warga. “Pemeriksaan dini sangat penting untuk membangun kesadaran masyarakat dan mencegah penyakit sejak awal,” ujarnya.
Kepala SMPK Penabur, Rosaline Agnes, mengapresiasi pelaksanaan program CKG di sekolahnya. “Kami berterima kasih kepada pemerintah. Dengan adanya CKG, kami dapat mengetahui kondisi kesehatan siswa dan segera menindaklanjuti bila diperlukan,” ucapnya.
Salah satu siswa, Leo Bayu Prasetyo, mengaku senang mengikuti pemeriksaan tersebut. “Program ini sangat bermanfaat karena membantu kami mengetahui kondisi kesehatan masing-masing,” katanya.
Program CKG Sekolah diluncurkan serentak di 12 titik sekolah, madrasah, dan pesantren di berbagai daerah. Pemeriksaan dilakukan dengan pendekatan jemput bola sebagai langkah konkret menciptakan generasi emas Indonesia, generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.



















