• Halo Kemkes
  • 1500567
  • setditjen.farmalkes@kemkes.go.id
hdr_rd_272x90hdr_rd_272x90hdr_rd_272x90hdr_rd_272x90
  • Profil
    • Tentang Farmalkes
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
    • Satuan Kerja
      • Setditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
      • Dit. Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
      • Dit. Produksi dan Distribusi Kefarmasian
      • Dit. Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian
      • Dit. Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
      • Dit. Pengawasan Alat Kesehatan
    • Profil Pejabat
  • Berita
  • Layanan Publik
    • Kefarmasian
      • SIPNAP
      • e-Monev Katalog Obat
      • e-Pharm
      • e-Licensing
      • e-Report PBF
      • e-Fornas
    • Alat Kesehatan
      • e-Regalkes
      • e-Watch Alkes
      • e-Report Alkes
      • e-Suka
      • Info Alkes & PKRT
      • Sertifikasi Alkes
    • Apoteker
      • SIMPADUPAK
      • SEPAKAT
    • Layanan Data
      • SIMADA
      • e-Desk
  • Informasi Publik
  • Produk Hukum
    • Undang-Undang
    • Peraturan Pemerintah
    • Peraturan Presiden
    • Keputusan Presiden
    • Instruksi Presiden
    • Peraturan Menteri Kesehatan
    • Keputusan Menteri Kesehatan
    • Keputusan Direktur Jenderal
    • Surat Edaran
    • Rancangan Peraturan
  • Publikasi
  • Tautan
    • Kementerian Kesehatan
    • Komite Farmasi Nasional
    • Farmaplus
    • Dinas Kesehatan & Instalasi Farmasi
    • Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
    • Pelaporan LHKPN
    • Akses Informasi Publik
    • OIC CoE
      • Activities
  • 📞
  • Kebijakan
  • FAQ
  • Peta Situs
  • Hubungi Kami
✕

KEMENKES TARGETKAN 50 PERSEN BAHAN BAKU OBAT TERSEDIA DI DALAM NEGERI

Kamis, 9 Juni 2022
Kategori
  • Berita Utama
Kata kunci
  • kpsp
  • obat dalam negeri

Dalam rangka meningkatkan penggunaan bahan baku obat produksi dalam negeri, pemerintah memberikan Fasilitasi Change Source bahan baku obat dari bahan baku obat impor ke bahan baku obat dalam negeri.

Kick Off Change Source Penggunaan Bahan Baku Obat Dalam Negeri dilaksanakan di PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, Cikarang, Bekasi pada Kamis (2/6). Diresmikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, didampingi oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Rizka Andalucia, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir, dan dihadiri oleh para pelaku usaha di bidang kefarmasian.

Peresmian ini sekaligus menjadi salah satu langkah memulai transformasi layanan kesehatan. Budi menjelaskan, selama ini obat dan bahan bakunya masih banyak yang diimpor. Hal tersebut berdampak besar saat pandemi melanda Indonesia, yang membatasi pasokan bahan baku obat untuk masyarakat. “Itu yang membuat Kemenkes mau, at least 50  persen obat-obatan kita dari hulur ke hilir di produksi di dalam negeri,” kata Menkes.

Baca juga:
Percepat Pengembangan Fitofarmaka Dalam Negeri, Ditjen Farmalkes Adakan FGD Sinergisme ABGCI

Menurutnya, transformasi ini bukan tentang ekonomi atau nasionalisme, melainkan ketahanan atau resiliensi kesehatan untuk melindungi 270 juta rakyat Indonesia, sehingga bisa mendapatkan akses yang berkualitas. “Khusus untuk saat ini kita telah meresmikan sejumlah pabrik bahan baku obat jenis Povidone Iodine, yang biasanya kita pakai buat obat merah kalau kita luka-luka,” jelasnya.

Sebelumnya, bahan baku obat tersebut 100 persen impor, namun ternyata sumber bahan baku Povidone Iodine sendiri merupakan hasil tambang dari Kimia Farma di Jawa Timur.

Dalam laporannya Dirjen Farmalkes Rizka Andalucia mengungkapkan, Kementerian Kesehatan sedang melakukan transformasi sistem kesehatan, yang salah satu pilarnya adalah transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan agenda untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi melalui produksi lokal produk biopharmaceutical, vaksin, Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia dan natural.

Baca juga:
Hari ke-3, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan bahas Kebijakan Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam Acara Sosialisasi dan FGD RUU Kesehatan


Dari sepuluh molekul terbesar tersebut, kata Rizka, hingga 2021 terdapat beberapa bahan baku obat yang dapat diproduksi di dalam negeri antara lain Paracetamol diproduksi oleh PT Riasima, Klopidogrel dan Atorvastatin diproduksi oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopeia, dan Omeprazole diproduksi oleh PT Ferron Pharmaceutical.

Pada kesempatan yang sama, Honesti Basyir, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi menyebutkan perubahan sumber daya ini adalah bagian dari terobosan baru untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor yang masih sangat tinggi. Saat ini sekitar, 90% bahan baku obat masih bersumber impor dan berdasarkan data produk yang tayang di e-katalog, sekitar 34,7% merupakan produk impor, yang didominasi oleh produk-produk inovatif (produk patent dan produk biologi, termasuk produk darah).

Baca juga:
Informasi Penggunaan Paxlovid Untuk Pengobatan COVID-19

“Kalau saat ini kita masih impor sekitar 90%, di group kami (Holding BUMN Farmasi) bisa mengurangi hingga 20% kebergantungan bahan baku obat, ini target kita ini sudah ada di road map yang kita buat hingga 2026, memang ini agak susah untuk menjadi 0% karena ada industri hulu, kimia dasar yang juga harus kita perbaiki untuk bisa terangnya.

Untuk mencapai target tersebut, Honesti Baasyir mengharapkan dukungan pemerintah dari sisi regulasi yang lebih simpel dan mudah. “Kami yakin dengan dukungan pemerintah seperti Kemenkes, kita bisa menyatukan tekad kita untuk saling mendukung dengan menyesuaikan regulasi, sehingga kami bisa melakukan produksi lebih cepat dan bersaing dengan impor. Karena dengan skala ekonomi yang terbatas, tentunya kita belum bisa bersaing full dengan impor,” harapnya.

Bagikan

Berita terkait

Selasa, 21 November 2023

Peringatan HKN ke-59, Menkes Budi G. Sadikin Sampaikan Capaian Positif Transformasi Kesehatan


Selengkapnya
Jumat, 17 November 2023

Kemenkes Gelar Vaccine, Therapeutic and Diagnostic Prioritization Workshop Guna Membangun Sistem Ketahanan Kesehatan Yang Tangguh


Selengkapnya
Senin, 13 November 2023

Wapres Ma’ruf Amin resmi luncurkan Tanaman Obat Indonesia Unggulan dan Perpres Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu


Selengkapnya
iklan ⓘ ►
iklan ⓘ ►
iklan ⓘ ►
iklan ⓘ ►

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Gedung Dr. Adhyatma, MPH, Lt. 8 R.817
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan 12950
Halo Kemkes ✆ 1500567


fb
ig
tw
yt

Pengunjung hari ini: 1.411 | Total pengunjung: 6.103.879 | Online: 22

Profil

    Tentang Farmalkes
    Struktur Organisasi
    Profil Pejabat

Satuan Kerja

    Sekretariat Direktorat Jenderal
    Direktorat Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
    Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian
    Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian
    Direktorat Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan
    Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan

Kategori

    Berita
    Informasi Publik
    Produk Hukum
    Buku dan Pedoman
    Buletin Infarkes
    Infografis
    Juklak/Juknis
    Paparan
✕
© 2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
  • Kebijakan
  • FAQ
  • Peta Situs
  • Hubungi Kami
  • Halo Kemkes
  • 1500567
  • setditjen.farmalkes@kemkes.go.id