Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran (UNPAD) dan Bio Farma menyelenggarakan International Hybrid Seminar dengan tema “Epitope-Based Molecular Design For Vaccine, Diagnostics, And Therapeutics” pada 2 Oktober 2023 di Bandung.
Seminar Internasional ini merupakan rangkaian kegiatan Organisation of Islamic Cooperation (OIC) COMSTECH 2nd batch of fellowship for research and advanced training in virology and vaccine technology di Indonesia.
Program COMSTECH OIC Fellowship Programme Center of Excellence for Halal Vaccine and Biotechnology merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Standing Committee on Scientific and Technological Cooperation of the OIC (COMSTECH – OIC) yaitu organisasi dalam OIC (Organisation of Islamic Cooperation) atau anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti negara anggota OKI dalam teknologi pembuatan vaksin.
Pembicara pada kegiatan seminar ini adalah sepuluh peneliti dari delapan negara anggota OKI yang telah mengikuti pelatihan terkait teknologi pembuatan vaksin selama empat pekan di laboratorium UNPAD dan Bio Farma.
Kepala Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika UNPAD Toto Subroto dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini adalah wadah untuk meningkatkan kapasitas dalam pengembangan vaksin dan produk bioteknologi lainnya. “Pada kesempatan ini kita berbagi ilmu dan meningkatkan pengetahuan antara sesama anggota OKI” ujarnya.
Pada kesempatan ini Toto mengungkapkan bahwa materi dalam pelatihan merupakan kontribusi dari berbagai universitas, yakni dari ITB, UI, UNAIR, UNPAD. “Saya mengucapkan terima kasih mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini dapat memperoleh feedback yang positif dan membawa kita selangkah lebih dekat pada misi dan visi kita untuk menjaga tercapainya kemandirian dari ketergantungan terhadap vaksin dan produk teknologi lainnya di kalangan anggota OKI” lanjut Toto.
Former Vice Chairman OIC VMG (Vaccine Manufacturer Group) Rahman Roestan menambahkan bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk OIC Region karena kita menghadapi banyak tantangan selama pandemi. OIC Region harus meningkatkan kolaborasi, tidak hanya Research and Development (RnD) tapi juga melibatkan industri.
“Kita merekomendasikan untuk fellowship program selanjutnya dapat melibatkan peserta dari industri. Industri yang bersertifikat PQ-WHO, kurang dari 30 perusahaan di seluruh dunia yang memiliki PQ-WHO ini. Dari 50 negara anggota OKI hanya sedikit yang sudah memiliki PQ WHO” ungkap Rahman.
Dalam kesempatan ini sepuluh peneliti peserta pelatihan secara bergantian memaparkan mini project-nya, presentasi dibagi menjadi menjadi empat grup pada kesempatan pertama Tahmineh Jalali dari Iran, dan Assanali Bakhyt dari Kazakhstan menyampaikan topik Development Of Rapid Diagnosis Test For Crimean–Congo Hemorragic Fever Virus.
Pada sesi kedua Saba Faroof dari Pakistan, Mohamed Abd El Gawad dari Mesir, dan Awais Altaf dari Pakistan menyampaikan topik terkait Immunoinformatic-Driven Chimeric Epitope Vaccine Design For Dengue Virus.
Selanjutnya Saila Ismail dari Malaysia dan Nowar Al Sarayrah dari Jordan memaparkan topik Development Of A Lipopolyplex-Based mRNA Vaccine Againts Respiratory Syncytial Virus.
Presentasi ditutup oleh kelompok berikutnya yaitu Imram Riaz Malik dari Pakistan, Lubowa Muniiru dari Uganda dan Amir Hossain dari Bangladesh dengan topik Epitope Based Chimeric Vaccine Against IBDV and ND In Poultry.
Seminar ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Para Akademisi dari UNPAD, UI, ITB, UNAIR serta sejumlah instansi yaitu PT. Bio Farma, PT. Etana Biotechnologies Indonesia, dan PT. Kalbio Global Medika.