Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes) melalui Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian menggelar Kegiatan Penyusunan Perencanaan Kebutuhan Obat Nasional di Bogor pada 23 hingga 26 Juli 2024. Kegiatan ini menunjukan komitmen Ditjen Farmalkes untuk menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan memastikan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat, baik obat pelayanan kesehatan dasar maupun obat program kesehatan. Hal ini sesuai dengan amanah UU No. 17 Tahun 2023. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Heri Radison menyatakan pentingnya pengelolaan logistik obat untuk menjamin ketersediaan obat berkualitas. Obat harus tersebar merata dan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Heri menjelaskan bahwa siklus pengelolaan logistik obat terdiri dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan.
“Akurasi perencanaan kebutuhan obat sangat penting” ungkap Heri. Hal ini untuk menghindari over-supply atau under-supply. Sistem perencanaan obat yang dilakukan secara bottom up diharapkan dapat meningkatkan akurasi.
Heri menambahkan bahwa, ketersediaan obat adalah tanggung jawab bersama. Koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus terus ditingkatkan.
“Pertemuan ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi, interaksi langsung antara bagian farmasi dan program memastikan data perencanaan kebutuhan obat akurat dengan demikian pengadaan obat dapat tepat sasaran” tutur Heri.
Heri menegaskan bahwa, eksekusi pengadaan juga sangat penting. Perencanaan yang baik harus didukung oleh proses pengadaan yang sesuai dengan peraturan, jika tidak akan mempengaruhi siklus manajemen pengelolaan obat. Pada kesempatan ini, Heri mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua peserta. Beliau menghimbau, “Marilah kita rapatkan tekad untuk membangun semangat guna mencapai tujuan mewujudkan pengelolaan obat yang terpadu dan terintegrasi dalam rangka menjamin ketersediaan obat dan vaksin di seluruh Indonesia,” pungkas Heri.