Pemerintah terus memperkuat upaya percepatan eliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia melalui berbagai strategi komprehensif, termasuk peningkatan surveilans atau deteksi dini, pengobatan yang efektif, dan pemberian vaksin. Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan jumlah pengidap TBC terbesar kedua di dunia setelah India, dengan estimasi 1.060.000 kasus dan 134.000 kematian per tahun akibat TBC.
Untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, diperlukan inovasi vaksin baru guna memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat terhadap penularan penyakit ini.
Kementerian Kesehatan RI terus berupaya mewujudkan ketahanan farmasi dan alat kesehatan nasional, mulai dari riset dan pengembangan hingga jaminan pasar bagi produk-produk dalam negeri. Salah satu strategi utama adalah memiliki kapasitas dalam melakukan pengembangan 14 antigen vaksin program nasional dan juga untuk penyakit tropis terabaikan seperti TBC, Malaria, Dengue.
Saat ini, Indonesia ikut serta dalam uji klinik fase 3 untuk vaksin TB M72/AS01E yang dilakukan di 60 lokasi di tujuh negara, Uji klinik ini didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF) dan Wellcome Trust. Pada September 2024, Indonesia menjadi negara keempat yang melaksanakan enrollment setelah Afrika Selatan, Kenya, Zambia.
Pada 20 September 2024, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, didampingi oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalucia, melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan rekrutmen di salah satu lokus pelaksanaan uji klinis, di Jakarta Timur. Kegiatan ini melibatkan oleh beberapa peneliti nasional seperti Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, Sp. P(K), Principal Investigator Nasional, dan Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., SpA(K) Principal Investigator site FK UI. Juga hadir Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, M.M, serta Kepala Suku Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas yang terlibat dalam penelitian.
Ani Ruspitawati, dalam sambutannya mengatakan bahwa Dinkes DKI Jakarta mendorong adanya reward bagi wilayah yang berhasil menjaga wilayahnya bebas dari TBC, dan menegaskan kesiapan puskesmas di DKI untuk menjadi lokasi penelitian uji klinik berbasis komunitas. Ia juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Dinkes DKI dan berkomitmen penuh dalam mendukung kegiatan riset.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim peneliti dan tim teknis yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan uji klinik ini. Serta menegaskan bahwa Kementerian Kesehatan akan terus mengawal proses uji klinik fase 3 vaksin TB di Indonesia agar menghasilkan produk yang aman, bermutu dan bermanfaat serta memastikan bahwa vaksin ini menjadi solusi dalam mendukung eliminasi TBC di tanah air pada tahun 2030.