Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peranan Fornas menjadi sangat penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan pada era JKN. Sebagai instrumen kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan JKN, Fornas bermanfaat menjadi acuan bagi penulis resep, mengoptimalkan pelayanan kepada pasien, memudahkan perencanaan, dan penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan demikian diharapkan dengan mengimplementasikan penggunaan obat sesuai Fornas dalam pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan tercapai pelayanan kesehatan yang optimal melalui penggunaan obat rasional dan pasien akan mendapatkan obat terpilih yang tepat, berkhasiat, bermutu, aman, terjangkau dan cost-effective.
Ditjen Kefarmasian dan Alkes melalui Direktorat Pelayanan Kefarmasian menyelenggarakan Pertemuan Evaluasi Implementasi Formularium Nasional (Fornas) sebagai upaya peningkatan implementasi Fornas dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta pada 06 – 11 Desember 2021 dengan pembagian wilayah Regional Barat, Tengah, dan Timur ini dihadiri oleh peserta pertemuan yang terdiri dari Kepala Instalasi Farmasi atau Komite Farmasi dan Terapi, RS Regional secara daring, dan peserta luring yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan di Jabodebek serta Kepala Instalasi Farmasi atau Komite Farmasi dan Terapi dari beberapa RS di Jabodebek dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pertemuan dilaksanakan dengan pemaparan materi dan diskusi narasumber bersama peserta guna membahas evaluasi implementasi Fomularium Nasional di rumah sakit. Narasumber pada pertemuan ini adalah Tim Komite Nasional Penyusunan Fornas, yaitu Prof. Erna Kristin, dr. Erwin, SpPD dan dr. Pinzon, SpS, Direktur Tata Kelola Oblik dan Perbekkes dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes., BPJS Kesehatan, Dra. Rina, Apt, dari RSCM serta Dra. Setianti, Apt, dari RS Fatmawati Jakarta.
Penerapan Fornas perlu dipantau dan dievaluasi secara terus menerus untuk menilai kepatuhan dan dampak penerapan Fornas dalam pelaksanaan JKN, sebagaimana tercantum dalam Permenkes 54 tahun 2018 tentang Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

Direktur Pelayanan Kefarmasian, Dita Novianti, S.Si, Apt., dalam sambutannya menyampaikan “Berdasarkan data laporan yang kami terima s.d triwulan III tahun ini, terdapat rerata kesesuaian Fornas sebesar 67% rumah sakit yang menggunakan obat sesuai Fornas >80%. Diharapkan pada akhir tahun akan mencapai minimal 75% rumah sakit yang menggunakan obat sesuai Fornas >80%, sesuai dengan target pada Renstra dan RPJMN.”
Direktur Pelayanan Kefarmasian sangat mengapresiasi dengan diadakannya kegiatan Evaluasi Implementasi Fornas ini, sebagai upaya untuk mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan sehingga dapat disiapkan strategi antisipasi yang efektif dalam peningkatan penerapan Fornas. Diharapkan hasil Evaluasi Implementasi Fornas dapat digunakan untuk meningkatkan Implementasi Fornas dalam rangka menjamin patient safety.