Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI mengadakan kegiatan Medical Devices Research Innovation 2024 di Bekasi pada tanggal 18-19 Juli 2024. Kegiatan ini merupakan momen penting dalam dunia penelitian dan inovasi alat kesehatan, dimana para peneliti, praktisi dan pemangku kepentingan hadir untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Menariknya, acara ini digelar bersamaan dengan “Edu Health Fair 2024” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Tenaga Kerja Kemenkes RI. Kolaborasi antara kedua kegiatan ini tidak hanya menambah semarak acara, tetapi juga bertujuan untuk memperkuat Jejaring Sentra Riset Alat Kesehatan 2024, diharapkan tercipta sinergi yang lebih baik dalam pengembangan dan pemamfaatan alat kesehatan di Indonesia.
Pada kesempatan ini juga di luncurkan Katalog Hilirisasi Produk dan Pengabdian Masyarakat serta Seragam Baru Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan yang mencerminkan semangat baru dan komitmen institusi dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan.
Dalam pameran ini, pengunjung disuguhkan dengan beragam hasil riset alat kesehatan yang inovatif dan terkini, yang ditampilkan dari berbagai Perguruan Tinggi Nasional serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pameran ini menjadi wadah bagi para peneliti dan akademisi untuk memamerkan karya-karya mereka yang tidak hanya menunjukkan kemajuan teknologi, tetapi juga menunjukkan potensi besar untuk mendorong kemandirian industri alat kesehatan di tanah air.
Medical Devices Research Innovation 2024 tidak hanya berfokus pada pengumpulan informasi mengenai hasil-hasil riset dari Perguruan Tinggi atau mitra industri di bidang alat kesehatan, tetapi juga mengadakan kegiatan penting lainnya, yaitu Focus Group Discussion (FGD) of Design Thinking for Research Data Sharing dan menyusun strategi Pengembangan Platform Data Sharing yang akan mendukung hilirisasi riset alat kesehatan.
Dalam rangkaian kegiatan pameran ini, Ditjen Farmalkes juga menyelenggarakan Medical Device Research Award 2024. Penghargaan diberikan kepada para peserta pameran yang memiliki produk-produk unggulan hasil hilirisasi riset sebagai bentuk apresiasi terhadap inovasi dan kreativitas di bidang alat kesehatan.
Para pemenang penghargaan adalah sebagai berikut:
- Produk Riset Alat Kesehatan Unggulan Pertama diberikan kepada Swiss German University dengan produk Al- Based Digital Stethoscope untuk diagnosis penyakit pernafasan
- Produk Riset Alat Kesehatan Unggulan Kedua diberikan kepada Universitas Gadjah Mada dengan produk Dental Silkbon
- Produk Riset Alat Kesehatan Ungulan Ketiga diberikan kepada Universitas Udayana dengan produk Monitoring Assistant System Risiko Neurati Optik Glaukoma Berbasis Model Biometrik Terintegrasi Machine learning (Glassist).
- Produk Riset Alat Kesehatan Unggulan Favorit di berikan kepada Universitas Andalas dengan produk Crown_Lab CC Screen, Crown_ Lab MRSA Assay, dan Crown_Lab Pneumoplex
Kementerian Kesehatan menyadari bahwa kemandirian industri alat kesehatan sangat penting untuk memperkuat ketahanan kesehatan di Indonesia. Pemenuhan kemandirian ini perlu ditunjang dengan hilirisasi penelitian alat kesehatan sehingga memungkinkan penyampaian hasil-hasil riset alat kesehatan nasional secara efektif kepada masyarakat.
“Salah satu upaya dalam membangun ketahanan alat kesehatan adalah dengan penguatan tata kelola secara komprehensif dari hulu ke hilir. Pada sisi hulu, Kemenkes memperkuat penelitian dan pengembangan melalui fasilitasi penciptaan inovasi pengembangan alat kesehatan dalam negeri dengan reverse engineering, transfer teknologi, penelitian perintis, maupun pelaksanaan uji klinik alat kesehatan” demikian disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan L. Rizka Andalusia dalam pembukaan Medical Devices Research Innovation & Edu Health 2024 di Bekasi (18/7).
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa, selama beberapa tahun terakhir, Kementerian Kesehatan bersama seluruh pemangku kepentingan penelitian dan pengembangan alat kesehatan secara aktif melakukan serangkaian program dan kegiatan, yang mendukung terselenggaranya penguatan tata kelola tersebut, antara lain memperkuat jejaring fasilitas penyelenggaraan uji klinik alat kesehatan dengan telah dimulainya pembentukan Clinical Research Unit dan Clinical Research Centre.
“Tentunya upaya-upaya tersebut perlu diperkuat dengan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, yang dilakukan secara terarah dan berkesinambungan,” ucap Rizka. Ia menekankan bahwa kolaborasi dalam bentuk jejaring sentra riset alat kesehatan ini, yang menghimpun science techno park dari Poltekkes dan masing-masing perguruan tinggi, menjadi potensi berikutnya yang dapat dieksplorasi agar menghasilkan produk-produk inovatif untuk membangun ketahanan kesehatan.