Indonesia menghadapi tantangan serius dalam penanganan kanker dengan lebih dari 400.000 kasus baru dan 230.000 kematian akibat kanker setiap tahunnya. Untuk mengatasi isu ini, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Nusa Dua, Bali. Acara yang berlangsung dari 1 hingga 3 Oktober ini dibuka oleh Menteri Kesehatan, Budi G. Sadikin, dengan tema “Bridging North and South in Accelerating Cancer Control Advancement.”
IICC menjadi wadah strategis bagi para pemimpin dan pakar kesehatan global untuk membahas isu mendesak terkait akses yang tidak merata dalam perawatan kanker, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Melalui pertukaran pengetahuan, kemitraan pembangunan, dan transfer teknologi, konferensi ini bertujuan memperkuat upaya global dalam pengendalian kanker.
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menegaskan bahwa konferensi ini bukan sekadar ajang berbagi gagasan, tetapi juga panggilan untuk bertindak. “IICC adalah ajakan untuk berkolaborasi dan bertindak bersama dalam memerangi kanker. Kekuatan kita terletak pada persatuan, berbagi pengetahuan, dan tindakan kolektif,” ujar Budi.
Dalam rangkaian IICC, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Farmalkes) turut mengadakan talkshow bertema “Advancing Palliative Care Through Collaboration and Policy Reform.” Direktur Jenderal Farmalkes hadir sebagai salah satu pembicara, menyoroti pentingnya manajemen nyeri kanker dan perawatan paliatif.
Dirjen Farmalkes menjelaskan bahwa opioid memegang peranan penting dalam perawatan paliatif. Opioid, seperti morfin dan oksikodon, membantu mengontrol nyeri pada pasien kanker. Untuk memastikan ketersediaan obat ini, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Formularium Nasional yang mencakup delapan jenis analgesik narkotik, termasuk fentanil, kodein, dan hidromorfon. “Semua produk ini sudah terdaftar di BPOM, namun kami masih menghadapi tantangan dalam memastikan distribusinya di fasilitas kesehatan,” ujar Dirjen Farmalkes.
Selain talkshow, Ditjen Farmalkes juga berpartisipasi dalam pameran yang melibatkan lebih dari 20 perusahaan farmasi dan alat kesehatan terkait penanganan kanker. Pameran ini digelar bersama Ditjen Pelayanan Kesehatan, Pusat Data dan Informasi Kesehatan, Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan, dan Biomedical Genome Science Initiative (BGSi).
Melalui IICC 2024, Indonesia menunjukkan komitmen untuk mempercepat kemajuan dalam pengendalian kanker, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global.