Bali, 10 Mei 2025
Kementerian Kesehatan RI menyampaikan komitmennya dalam memperkuat peran apoteker sebagai garda terdepan layanan kesehatan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam Kegiatan Ilmiah Tahunan (KIT) HISFARMA 2025 yang diselenggarakan pada 9 s.d. 10 Mei 2025 di Bali.
Kegiatan yang mengusung tema “Advancing Community Pharmacy Practice: Growing Bigger Success Together” ini menjadi wadah pengembangan kompetensi dan kolaborasi strategis bagi profesi apoteker Indonesia.
Menteri Kesehatan RI, Budi G. Sadikin, dalam sambutannya menekankan bahwa dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, transformasi kesehatan menjadi pilar krusial untuk mewujudkan SDM yang sehat dan unggul.
“Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 Transformasi Kesehatan menjadi pilar penting untuk memastikan SDM yang sehat dan berdaya” tutur Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Budi juga menyampaikan bahwa transformasi layanan primer, yang paling dekat dengan masyarakat, membutuhkan keterlibatan aktif lebih dari 173.000 apoteker di Indonesia.
“Secara khusus transformasi layanan primer menjadi tonggak layanan yang paling dekat dan secara langsung bersentuhan dengan masyarakat, peran 173.000 apoteker di Indonesia sangat penting dalam transformasi kesehatan” lanjut Budi.
Para apoteker memiliki peran vital mulai dari memastikan akses terhadap obat-obatan yang aman dan bermutu, hingga mendukung pengembangan obat-obat baru dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Selama dua hari penyelenggaraan KIT HISFARMA 2025, Kementerian Kesehatan melalui Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan berpartisipasi dalam booth konsultasi publik untuk peserta KIT HISFARMA 2025. Konsultasi dan edukasi mencakup berbagai topik, seperti pelayanan kefarmasian di apotek, pengendalian resistensi antimikroba, hingga rencana pengembangan program fellowship apoteker tingkat ASEAN dan penguatan apotek desa.
Booth konsultasi dikelola oleh petugas dari Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Farmasi serta Sekretariat Ditjen Farmalkes, dan didukung oleh Master AoC Provinsi Bali. Kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi Kementerian Kesehatan dan profesi apoteker dalam mendukung peningkatan mutu layanan kefarmasian serta menjawab tantangan global di sektor kesehatan.