Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan menjadi aspek yang sangat penting dalam membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu fokus Transformasi ini adalah pada produksi alat kesehatan dalam negeri yang aman, bermutu dan bermanfaat serta peningkatan penggunaan bahan baku dan komponen dalam negeri.
Saat ini, Industri alat kesehatan di Indonesia sedang berkembang. Data hingga April 2025 menunjukan jumlah produsen industri alat kesehatan dalam negeri sebanyak 812 produsen dan 5.661 distributor alat kesehatan.
Perkembangan industri alat kesehatan ini juga seiring dengan meningkatnya penggunaan alat kesehatan dalam negeri (AKD) yang pada 2024 mencapai 48%, dibandingkan pada tahun 2019 yang hanya sebesar 12%.
Guna mencapai kemandirian alat kesehatan dalam negeri, Kemenkes memiliki 3 strategi utama yaitu menjamin mutu dan keamanan alat kesehatan dalam negeri, memprioritaskan penggunaan alat kesehatan dalam negeri, serta melakukan pengembangan dan investasi produksi alat kesehatan dalam negeri.
Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan bekerjasama dengan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan gelar ExpoMed 2025 pada 2 s.d. 4 Juli 2025 di Hotel Arya Duta, Palembang.

Expo yang pertama kali diselenggarakan ini mengusung tema Peningkatan Penggunaan dan Pengawasan Alat Kesehatan Dalam Negeri dalam rangka percepatan belanja alat kesehatan dalam negeri.
Sekretaris Jenderal ASPAKI, Erwin Hermanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan dilanjutkan ke kota-kota lain seperti Jakarta dan Bali untuk memperluas jangkauan promosi, edukasi, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.
Sebanyak 64 perusahaan dalam negeri turut ambil bagian dalam kegiatan ini, menampilkan berbagai produk dan inovasi di bidang alat kesehatan, jasa kalibrasi, pengujian, hingga sertifikasi.
Kegiatan ini turut menghadirkan seminar yang melibatkan berbagai narasumber, serta pelaksanaan business matching antara pelaku industri dan instansi pengguna termasuk rumah sakit pemerintah dan swasta.
Ketua Umum ASPAKI, Imam Subagyo, berharap acara ini dapat menjadi wadah strategis untuk mempertemukan pelaku industri alat kesehatan dalam negeri dengan para pengguna dan pengambil kebijakan.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan, L. Rizka Andalucia, yang didampingi oleh Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan, Jeffri Ardiyanto; Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan, Dede Mulyadi; serta Direktur Pengawasan Alat Kesehatan, Eka Purnamasari.
Dalam sambutannya, Rizka menyampaikan kolaborasi sinergis antar-pemangku kepentingan pentahelix sangat penting untuk mengoptimalkan kemandirian alat kesehatan dalam negeri.
“Penggunaan produk alat kesehatan dalam negeri bukan hanya wujud kebanggaan atas inovasi anak bangsa, tetapi juga bukti nyata bahwa produk Indonesia telah memenuhi standar kualitas, aman, bermanfaat, terjangkau, dan sesuai dengan preferensi masyarakat”, kata Rizka
Lebih lanjut, Rizka menyampaikan apresiasi kepada ASPAKI dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan atas inisiasinya dalam melakukan kolaborasi pada ExpoMed 2025 di Palembang.
“Semoga hasil kegiatan ini dapat secara berkelanjutan mengoptimalkan program kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama mengenali, mengutamakan, dan menggunakan produk alat kesehatan dalam negeri”, ungkap Rizka.
