Dalam rangka mendukung pelaksanaan program imunisasi, diperlukan ketersediaan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi yang berkelanjutan sebagai salah satu komitmen pemerintah dalam mendukung pelayanan kesehatan masyarakat.
Vaksin merupakan produk yang sensitif terhadap temperatur sehingga penyimpanan dan pengirimannya memerlukan kontrol temperatur yang tak terputus mulai dari produsen sampai dengan didistribusikan ke pengguna akhir.
Untuk menjaga kualitas vaksin, diperlukan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam melakukan pengelolaan logistik vaksinasi. Selain itu, kualitas vaksin yang baik dapat dicapai apabila semua mata rantai dalam rantai suplai vaksin bisa dimonitor secara efektif berdasarkan praktek penyimpanan dan distribusi yang baik.
Pengelolaan vaksin dan logistik vaksinasi memegang peranan penting dalam menjamin masyarakat memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan melalui pemastian ketersediaan logistik vaksinasi yang berkualitas, tersebar merata, dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI melalui Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian selenggarakan kegiatan “Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Vaksin dan Logistik Penunjang Vaksinasi” pada 30 Juli s.d. 1 Agustus 2024 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas serta kolaborasi antara pengelola kefarmasian dan program imunisasi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara untuk menjamin ketersediaan dan meningkatkan kualitas pengelolaan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan secara resmi, Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Agusdini Banun Saptaningsih menyampaikan Kementerian Kesehatan telah bekerja sama dengan UNDP untuk mengembangkan SMILE sebagai aplikasi untuk menunjang manajemen pengelolaan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi, dimulai dari pencatatan distribusi, pelaporan dan pemantauan serta evaluasi.
“Kita telah memperoleh manfaat dengan adanya aplikasi SMILE diantaranya dalam proses penyusunan rencana pengadaan, pemantauan distribusi sampai dengan evaluasi pemanfaatan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi,” kata Agusdini.
Dengan tersedianya data stok, laju distribusi dan pemakaian vaksin serta logistik penunjang vaksinasi di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota hingga Puskesmas dalam aplikasi SMILE, maka akurasi perencanaan pengadaan sampai dengan pemanfaatan vaksin dan logistik vaksinasi dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
Melalui kegiatan ini, Agusdini juga menekankan terdapat hal yang menjadi tanggung jawab bersama, yaitu terkait pengelolaan vaksin dan logistik penunjang vaksinasi secara terpadu dan terintegrasi di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta komitmen untuk pencatatan dan pelaporan stok dan transaksi logistik vaksinasi secara real time dalam aplikasi SMILE serta kesesuaian antara pencatatan stok di aplikasi SMILE dengan stok fisik yang tersimpan.