Dalam mendukung ketersediaan bahan baku natural terstandar yaitu simplisia maupun ekstrak terstandar, Kementerian Kesehatan telah melaksanakan program fasilitasi dan pembinaan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) dan Pusat Ekstrak Daerah (PED) sejak tahun 2012. Program Kementerian Kesehatan ini berupa pemberian fasilitasi peralatan pada P4TO dan peralatan laboratoriumnya, fasilitasi peralatan pada PED dan peralatan laboratoriumnya serta peningkatan kapasitas SDM P4TO dan PED dalam bidang teknis dan manajemen.
Hingga tahun 2023 telah diberikan kepada 18 daerah penerima P4TO dan total 3 daerah penerima PED. Dalam pelaksanaan program P4TO, terdapat 12 daerah aktif yang telah melaksanakan program sesuai perencanaan dan melakukan pengembangan dan menghasilkan produk inovatif. Sedangkan untuk PED, dari ketiga daerah penerima yang saat ini dalam tahap optimalisasi peralatan dan membuat perencanaan produksi yaitu PED B2P2TOOT Tawangmangu dan PED Kota Pekalongan, sedangkan PED Kaur masih belum aktif.
Sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan baku natural, diperlukan peningkatan berbagai aspek mulai dari sumber daya manusia, potensi sumber daya alam yang dapat dibudidayakan, optimalisasi dan/atau revitalisasi peralatan, serta hilirisasi hasil produksi sehingga dapat mendorong optimalisasi penyerapan hasil P4TO dan PED oleh industri dan usaha obat bahan alam maupun industri lainnya seperti industri kosmetik dan pangan rumah tangga. Selain itu diperlukan upaya meningkatkan jaminan pasar khususnya untuk sediaan farmasi yang menggunakan bahan baku produksi dalam negeri. Instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah dan swasta harus mengutamakan sediaan farmasi yang menggunakan bahan baku produksi dalam negeri dalam proses pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan melalui katalog elektronik. Obat bahan alam yang tercantum di e-katalog memiliki nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) paling sedikit 52%.
Pada 2 Mei 2024, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian menggelar “Business Matching Antara P4TO-PED dengan Usaha Bidang Herbal Wilayah Jawa Timur” di Kota Surabaya guna menjalin potensi kerja sama potensial antara industri sebagai produsen dan daerah penerima P4TO dan PED sebagai penyedia bahan baku natural terstandar khususnya di wilayah Jawa Timur. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka mengetahui kebutuhan, peluang kerja sama, tantangan dan kesiapan P4TO dalam penyediaan bahan OBA (simplisia/ekstrak) maupun kerja sama potensial lainnya sehingga dapat bersama-sama mendukung kemandirian bahan baku natural di Indonesia serta menciptakan ekosistem herbal yang baik.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Dita Novianti S.A. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan harapannya kepada Daerah Penerima P4TO-PED dan Tim Teknis P4TO-PED yang telah berkontribusi dan berperan aktif dalam pelaksanaan program pengembangan P4TO dan PED di daerah agar dapat terus berupaya dalam optimalisasi pemanfaatan peralatan yang diberikan untuk membantu UMKM di daerahnya melalui penyediaan bahan baku natural terstandar. Direktur Dita juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, kementerian/lembaga, asosiasi, akademisi, pelaku usaha maupun stakeholder terkait lainnya yang telah berupaya mendukung kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produk dalam negeri serta upaya optimasi dan pengembangan P4TO-PED di daerah. Diharapkan terbentuk sinergitas lintas sektor dalam penyediaan bahan baku maupun produk yang terstandar untuk mendukung terciptanya ekosistem yang baik dalam pengembangan obat bahan alam di wilayah Jawa Timur dan ke depan dapat menjadi sentral pusat komoditas bahan baku natural terstandar di Indonesia.